Galaxy Cristiano - Cristiano Ronaldo tidak diragukan lagi sebagai salah satu pesepakbola termasyhur sejagat abad ini. Bahkan namanya kerap disejajarkan dengan legenda macam Pele atau Alfredo Di Stefano, hingga dibanding-bandingkan dengan pemain paling berbakat sepanjang masa Lionel Messi. Ronaldo memang memiliki banyak modal untuk mengklaim itu semua, dengan segudang prestasi dan rekor yang telah dipecahkan ia memang layak menyandang status legenda.
Namun apakah anda tahu bagaimana legenda ini terlahir? Seperti apa dia memulai karirnya dari nol hingga menjadi brilian seperti saat ini? Dan tim mana saja yang menjadi tempat transit Ronaldo menuju kesuksesan? Mari kita simak lahirnya sang legenda.
Lahir dengan nama lengkap Cristiano Ronaldo Dos Santos Aveiro pada 5 Februari 1985 di Santo Antonio salah satu komunitas paling miskin di ibukota Funchal. Ronaldo merupakan anak yang tidak diinginkan dari empat bersaudara, dan dia adalah bungsu. Kakak laki-lakinya bernama Hugo, dan dua kaka perempuannya bernama Elma dan Liliana Catia.
Ibunya bernama Dolores Aveiro seorang tukang cuci, dan ayahnya seorang tukang kebun kota bernama Jose Dinis Aveiro. Ayahnya sangat mengagumi mantan presiden Amerika Serikat Ronald Reagen, hingga terinspirasi untuk memberi nama sang anak Ronaldo diambil dari nama depan sang idola 'Ronald'. Jadi bukan terinspirasi dari Ronaldo Brazil karena waktu itu Il Phenomenon belum terkenal. Ayahnya meninggal pada tahun 2005 di London karena penyakit hati yang diakibatkan dari minuman keras yang dicandunya.
Ronaldo menjalani masa kecil kurang bahagia. Dia bahkan tidak punya mainan, dan hanya bola yang selalu ia mainkan. Ia juga harus berbagi tempat tidur yang sempit bersama saudara-saudaranya, ironisnya Ronaldo kala itu.
Meski begitu, ia sangat populer di sekolahnya karena jago bermain bola. Namun ia harus dikeluarkan dari sekolah karena melempar kursi ke arah guru yang menyinggung situasi keluarganya. "Dia tidak menghormati saya" kata Ronaldo. Wajar Ronaldo bersikap seperti itu, siapapun tak pantas merendahkan keluarga yang disayanginya.
Setelah keluar dari sekolah ia meminta restu sang ibu untuk fokus pada sepakbola. Dolorespun merestui tekad putra bungsunya itu. Ronaldo pun fokus bermain bola, dan mulai menunjukan bakat luar biasanya.
(Cristiano Ronaldo kecil, saat bermain di klub lokal Andorinha FC)
Ronaldo memualai karirnya di sepakbola pada usia delapan tahun. Klub yang dibelanya semasa kecil adalah Andorinha, klub lokal tempat ayahnya bekerja sebagai kitman (selain tukang kebun). Sejak saat itu bakat Ronaldo semakin tampak jelas.
Ayah baptis Ronaldo, Barros Sousa, yang juga eks pemain Nacional, klub terbesar di pulau Madeira, mengatakan "Ketika masih kecil, Roanaldo nampak seperti anak-anak lainnya. Namun dia memiliki sesuatu yang berbeda dari bocah lain seusianya dan itu karena ia sering bermain bola. Bahkan disaat anak-anak lain belajar akademis, dia lebih mengutamakan sepakbola."
Mantan rekan setim Ronaldo kala itu, Ricardo Santos, bercerita tentang bagaimana kehebatan Ronaldo kecil "kami datang di usia delapan atau sembilan tahun, saat itu Ronaldo sudah sangat hebat. Dia lebih cepat dari pemain kebanyakan, dia mencetak banyak gol dan mempunyai gocekan yang luar biasa." Santos mengungkapkan bahwa Ronaldo merupakan anak cengeng, itu karena dia ingin selalu menang. "Ronaldo selalu menginginkan kemenangan. Saat hal itu tak terjadi, dia akan menangis. Selalu seperti itu sampai ia dijuluki si bayi cengeng".
Ronaldo memang si ambisius yang cengeng sejak kecil. Salah satu momen di mana Ronaldo menangis adalah kala Andorinha bermain di Camara da Lobos. Pada babak pertama Ronaldo sukses mengantar timnya unggul 3-0 dengan hattrick yang dicetaknya. Tapi kemudian dia mengalami cedera kepala dan harus dilarikan ke rumah sakit untuk menjalani perawatan. Setelah itu, Ronaldo kembali ke lapangan dan menyaksikan timnya kalah dengan skor 4-3, dia terlihat kesal dan menangis.
Ronaldo bermain di Andorinha selama dua tahun, dari 1993 sampai 1995. Dua tahun sudah cukup bagi Ronaldo untuk memikat klub terbesar di pulau Madeira, Nacional. Ronaldo akhirnya bergabung dengan Nacional pada tahun 1995, saat usianya genap sepuluh tahun.
Mulanya, Barros ayah baptis Ronaldo yang saat itu bekerja di bagian tim muda Nacional ditugaskan oleh pelatih tim untuk menonton pertandingan Andorinha. Ada bakat? Ya, ada pemain dengan bakat luar biasa di sana. Barros pun bergegas untuk menonton pertandingan itu.
Tibalah pada saat pertandingan itu. Barros tersadar bahwa bakat yang dimaksud adalah Ronaldo. Diapun tertarik untuk membawa Ronaldo ke Nacional. "Saya berbicara dahulu dengan ibunya, Dolores. Untungnya dia mendukung dan Ronaldo pun datang ke Nacional." ujar Barros.
(Cristiano Ronaldo saat bermain di Nacional FC)
Ronaldo akhirnya bergabung dengan Nacional di tahun 1995. Dia memang mempunyai bakat istimewa. Diusianya yang masih sangat muda, dia terbiasa berkompetisi dengan pemain yang usianya lebih tua. Bahkan, dia sudah menyandang status sebagai kapten tim di tahun keduanya. Sebuah pengakuan untuk bakat dan mental nya yang luar biasa itu.
Pelatih tim junior Nacional kala itu, Pedro Talinhas, mengatakan "Ronaldo sangat cepat, punya tembakan yang begitu baik, dan fisiknya sangat kuat." ya, memang betul, Ronaldo bertubuh kecil namun sangat cepat dan kuat. Tanda-tanda kesuksesan Ronaldo di masa depan sudah terlihat di sini.
"Anda bisa melihat bahwa Ronaldo kecil merupakan pemain yang punya kemampuan luar biasa, bakat yang besar. Jika dia terus bekerja keras, dia terus seperti itu, dia akan meraih begitu banyak hal di masa depan. Bisakah kita lihat seberapa cerah masa depannya kemudian? Tidak. Hanya saja tetap, dia punya kemampuan dan bakat luar biasa. Dengan kerja keras dan selalu mengambil kesempatan yang muncul, dia bisa terus berkembang setahap demi setahap." ujar Talinhas seperti dikutip FourFourTwo.
Seperti di Andorinha, Ronaldo juga bermain di Nacional selama dua tahun yaitu sampai 1997. Di tahun itu Ronaldo melanjutkan petualangannya di salah satu klub terbesar di Portugal, yakni sporting CP. Tantangan yang sangat berat tentunya, mengingat Ronaldo yang masih berusia dua belas tahun harus meninggalkan kampung halamannya.
(Cristiano Ronaldo berfoto menggunakan jersey Sporting CP)
Lagi-lagi Barros berperan penting pada perkembangan karir Ronaldo. Ia memperkenalkan Ronaldo dengan hakim lokal, Joao Marques de Freitas, seseorang yang memiliki hubungan kuat dengan orang-orang dalam di Sporting CP. Joao langsung menghubungi pemandu bakat Sporting saat itu, Aurelio Pereira dan mengatakan "Kami memiliki seorang bocah yang mempunyai kemampuan hebat."
Aurelio setuju dan bersedia untuk melihat bakat Ronaldo secara langsung. Ronaldo berhasil membuat kagum 'si mata elang' -julukan Aurelio- dan pencari bakat lainnya. Sporting tertarik untuk memboyong bocah berusia dua belas tahun itu. Ronaldo pun bergabung dengan Sporting CP di tahun 1997.
Bergabung dengan Sporting CP Ronaldo memiliki banyak masalah. Banyak perbadaan ditempat baru, logat yang berbeda misalnya, belum lagi teman-teman di sekolahnya kala itu yang terus mengejek. Dia melalui masa yang buruk, hingga satu waktu dia pulang ke Funchal karena tak kuat dengan situasi itu. Mimpinya hampir berakhir.
Namun Ronaldo berhasil menguatkan tekadnya dan kembali lagi ke Lisbon. Dia belajar beradaptasi dengan situasi di sana, dan seiring waktu berlalu dia mulai terbiasa. Ronaldo kembali ke jalur yang benar.
Kerja keras dan determinasi terus ditunjukan Ronaldo selama berada di salah satu akademi sepakbola terbesar Eropa, Sporting CP. Seperti yang dikatakan Christoper Almeida de Pilar rekan setimnya kala itu "Ronaldo sudah punya otoritas sendiri bahwa dirinya lebih baik dari pemain lainnya. Caranya berlatih, caranya memotivasi tim, caranya membantu mereka, keinginan besarnya untuk menang, hasratnya untuk selalu mengesankan, sungguh superior dibanding pemain lainnya."
Ronaldo bermain selama tiga tahun di akademi Sporting sebelum dia promosi ke tim utama tahun 2001. Dia mengenakan nomor punggung 28 di tim utama. Selama bermain di tim utama dari 2001-2003, Ronaldo berhasil mencetak 5 gol dari 25 laga.
(Cristiano berduel dengan John O'Shea)
Sampai pada waktu dimana Sporting CP bertanding melawan Raksasa Eropa Manchaster United pada pertengahan musim 2003. Sporting menang cukup telak dengan skor 3-1, dan Ronaldo jadi pusat perhatian kala itu karena skillnya yang mampu mengobrak-abrik pertahanan sang raksasa. Tontonan yang sangat menarik sekaligus menggelikan karena melihat John O'Shea bek tangguh MU beberapa kali dibodohi oleh trik Ronaldo.
MU pun tertarik untuk mendatangkan pemain berbakat itu. Sporting kemudian setuju untuk melepas didikannya dengan mahar 11,6 juta Euro. Di Manchaster United, Ronaldo mengembangkan karirnya yang brilian seperti sekarang di bawah asuhan pelatih legendaris Sir Alex Ferguson. Perjalan Cristiano Ronaldo di Manchaster United akan saya post pada artikel berikutnya. Terimakasih
Tahun ini ronaldo dan messi seimbang. Sama2 punya 4 UCL, 4 Golden Boot, dan Ballon d'Or OTW 5 untuk Ronaldo. Tp Ronaldo punya piala EURO bersama Portugal, sedangkan Messi tidak mendapatkan apapun bersama argentina. Well, Cristiano is the best
BalasHapus